Nikah Muda, Yay or Nay?

Terlalu banyak momen-momen besar yang gak sempet aku tulis disini. Sok sibuk amat ya sampe ngetik sekian paragraf aja gak sempet :p Ya sebenernya gak sibuk-sibuk banget sih, cuman lagi menata hidup baru dengan menaroh di paling atas mana yang lebih prioritas untuk diurusin hehehe..
Jadiiiiii, 4 bulan yang lalu tepatnya hari sabtu tanggal 16 mei 2015 aku memutuskan untuk mengikat janji suci (ceilah janji suci macam di ftv aja) dengan lelaki pilihanku yaitu Fattahillah Fahmi. Pria yang lahir di Yogyakarta, 01 juni 1990 ini berhasil membuat aku jatuh hati, luluh lantah dan akhirnya jatuh dalam pelukannya. Hahaha sekarang aku jadi rada lebay sok puitis gini, efek masih berbunga-bunga dan madly in love kayanya sih :D

Prosesnya dari kita awal pacaran di 16 maret 2014, emang gak beda sebenernya dari pasangan-pasangan pada umumnya. Ketemu di komunitas Sedekah Rombongan, awalnya ketemu biasa aja karena sama-sama lagi punya pacar lain. Ya pokoknya bukan love at first sight lah.. Eh kenapa lama kelamaan setelah sama-sama berstatus jomblo, malah jadi tertarik gitu dan mulai tumbuh benih-benih cinta. PDKT pun cuma bentar, gak sampe 2 bulan kayanya trus jadian. Aku tuh tipe yang gak muluk-muluk amat sih masalah pasangan, selama dia berpenampilan menarik (yah at least kan kalo dibawa ke undangan orang gak malu-maluin lah), baik (dalam artian yang gak ngerokok, gak ngedrugs, bukan anak geng-geng liar) dannnn humoris (pokoknya bisa bikin ketawa, gak serius amat gitu orangnya). Dan si Fattahillah Fahmi ini lolos ketiganya wkwkwk... Pacaran juga biasa lah ada up and downnya, tapi mungkin juga karena dia lebih tua dari aku kali ya jarak umur kita bedanya 5 tahun dan aku masih cenderung childish dan membutuhkan orang yang lebih dewasa. Dan disitulah dia muncul dengan segala kekurangan dan kelebihannya, memutuskan untuk menikah sama aku, buat jadi temen sehidup sematiku.






Kaget? Yaiyalah! Aku juga iya kok.. Gak pernah kepikiran buat nikah muda, dari dulu aku selalu berfikir aku mau jadi wanita karir, kuliah s2 s3 diluar negeri dan menikah di umur 25an. Dan sekarang, aku 5 tahun melangkahi angan-anganku dulu hahaha.. Pacaran belum sampe 1 tahun, dan kami memutuskan menikah. A big move right? Banyak banget yang nanya dan penasaran, "Beneran udah yakin?", "Ya ampun masih muda banget loh, masa depanmu masih panjang", "Kenapa gak nyelesaikan sekolahnya aja dulu, ntar kalo punya baby gimana", dan berbagai pertanyaan-pertanyaan klasik lainnya.. Aku emang masih 20 tahun, masa depanku sebagai anak muda juga insya Allah masih panjang. Tapi aku pengen ngejalanin masa mudaku yang udah tinggal bentar di kepala 2 ini sama cowok berusia 25 tahun bernama Fatah. Aku pengen berbagi hidupku with that 1 person that I know is the right one for me.

Eits,  tunggu dulu.. Baca yang diatas kayanya kok gampang dan mulus-mulus aja ya? Siapa bilang! Nikah itu gak gampang woy, you have to know that. Yang ribet banget, sebelum menikahnya itu. Padahal kalo dipikir ya cuma ijab qabul di KUA kan beres yah gratis, TAPI apakah segampang itu? Nonononono... Menyatukan dua kebudayaan yang berbeda, Jawa dengan Banjar itu gak segampang membalikkan telapak tangan. Terlebih lagi, menyatukan dua keluarga dari dua kebudayaan yang berbeda that is the real thing to do. Hahaha mungkin tiap orang beda-beda ya pengalaman sebelum menikahnya, tapi yang aku alamin itu emang sebuah cara Tuhan buat ngetes apakah emang udah layak buat hidup sebagai sepasang suami istri? Banyak cobaannya, banyak hal yang bikin stress, padahal yang mau dihadapin adalah hari bahagia seumur hidup. Hayo siap gak? hehehe siap gak siap, pasti kita semua akan menjalaninya. Tergantung setiap orang menghadapi dan menyelesaikan sesuatu.

Yang pasti, nikah itu butuh persiapan yang banyak buanget yang dikira semuanya gampang dan cepet kelar. Ya mungkin udah bosen denger hal ini tapi butuh persiapan mental, fisik, dan juga materi. Apalagi kalau nikahnya pake acara, yang berarti harus siapin dekorasi, siapin wardrobe, siapin konsumsi. Lo pikir bayar begitu pake daun? wkwkwk... Tapi insya Allah semua itu ada jalannya kok, dibukain pintu rezeki kan kata Allah? Percaya gaaakkkk? :D Pintu restu dulu kudu dilaluin, terutama dari orangtua si cewek. Alhamdulillah perjuangan untuk mencapai kata setuju itu bisa jadi pengalaman yang berharga. Gak sekali bilang terus langsung iya, apalagi dengan orangtuaku yang sangat berharap besar dari aku sebagai kakak pertama buat menggapai pendidikan yang tinggi dan jadi contoh yang baik untuk ade-adekku. Kan bukan berarti menikah itu menghalangi semua mimpi-mimpi dan pendidikan yang tinggi. Harus tetap mengusahakan semua mimpi dan cita-cita dulu waktu sebelum nikah. Tapi aku tau you never gave up on me Fatah, dan akhirnya semua perjuangan gak pernah sia-sia.

Dan akhirnyaaaaa, jeng-jeng menikahlah kami Fattahillah Fahmi dengan Rizka Amalia Windriani di tanggal 16 Mei 2015 untuk akad nikah, dan 23 Mei 2015 untuk resepsinya. Alhamdulillah semua berjalan lancar, dan menjadi momen paling membahagiakan seumur hidupku.. Ini ada videonya gitu dari prewedd sampe pas weddingnya.
PART I https://www.youtube.com/watch?v=jpbjV0wV64c
PART II https://www.youtube.com/watch?v=fpUnFqlkn7U

Terimakasih ya mah, pah.. I know you both love me so much. It's time to let your little girl go and trust that Fatah will take care of me. For my sister and brother, your big sissy is going nowhere and still gonna take care of you.. Terimakasih juga untuk suamiku, Fattahillah Fahmi yang gak pernah menyerah sama aku buat membuat ini semua jadi nyata. You are part of family now. Terimakasih buat Bapak, ibu dan kakak + ade baruku sudah mau menerima anggota keluarga baru yang bandel ini hehehe..
I'm happy that I made this choice, and I'm not gonna regret it..

You May Also Like

2 komentar